Pendahuluan
Manusia
seiring berjalannya waktu mulai memahami lingkungan untuk memajukan serta
meningkatkan teknologi untuk memudahkan kehidupan manusia sehari-hari. Misalnya
dalam bidang pertanian, mesin-mesin mulai digunakan untuk mengurangkan penggunaan
waktu untuk menanam dan mengambil hasil pertanian.
Namun, ada
sebagian teknologi yang digunakan manusia berdampak buruk kepada lingkungan
yang dalam waktu yang sama membahayakan manusia. Dalam makalah ini saya akan
membahas tentang manusia dan lingkungan.
Pembahasan
Pengertian
Manusia
Manusia
adalah makhluk yang paling sempurna yang diciptakan Allah baik dilihat dari
segi jasmani dan rohaninya karena manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan
makhluk yang berbudaya.
Pengertian
Lingkungan
Lingkungan
adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbale balik
dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang
memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil.
KOLERASI ANTARA MANUSIA
DENGAN LINGKUNGAN
Pengertian Ekologi
Kata
ekologi mula diusulkan oleh biologiawan dari Jerman, Ernest Haeckel dalam tahum
1869.
Ekologi terdiri atas dua suku kata Yunani yaitu oikos yang berarti rumah
tangga, dan logos yang berarti firman atau ilmu. Jadi secara harfiah
ekologi berarti ilmu kerumah-tanggaan. Ilmu ini mirip dengan ekonomi secara
harfiah berarti ilmu dan aturan rumah tangga; nomos adalah bahasa Yunani
yang berarti hukum atau aturan. Memang dalam ekologi banyak terlibat ekonomi
dan sebaliknya, dalam ekonomi banyak dibicarakan materi ekologi, meskipun
sering kali nama ekologi tidak disebut.
Bertolak
dari definisi “Ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
manusia dengan lingkungannya”, maka kita dapat mengambil sudut pandangh ekologi
untuk membahas kajian manusia dan lingkungan dengan disokong oleh segi
kepentingan manusia, yaitu oleh manusia untuk manusia. Pendekatan ini disebut
pendekatan antroposentris, bahasa Yunani anthropos berarti manusia. Ada ilmu
yang disebut sosiologi manusia, dan ada ilmu ekologi manusia
Lingkungan Hidup Manusia
Manusia
hidup,tumbuh,dan berkembang dalam lingkungan alam dan social-budayanya. Dalam
lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosistem yakni suatu unit atau
satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam
ekosistem terdapat komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik pada umumnya
merupakan faktor lingkungan yang memengaruhi makhluk-makhluk hidup di
antaranya:
Tanah yang
merupakan tempat tumbuh bagi tumbuh-tumbuhan, di mana tumbuhan memperoleh
bahan-bahan makanan atau mineral-mineral untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tanah ini juga merupakan tempat tinggal manusia dan hewan-hewan.
Udara atau
gas-gas yang membentuk atmosfer. Oksigennya diperlukan untuk bernapas, gas
karbon dioksidanya diperlukan tumbuhan untuk proses fotosintesis. Termasuk juga
misalnya gas-gas yang kemudian larut dalam air yang diperlukan oleh makhluk
yang hidp di dalam air.
Air, baik
sebagai tempat tinggal makhluk-makhluk hidup yang tinggal di dalam air, maupun
air yang berbentuk sebagai uap yang menentukan kelembaban dari udara, yang
besar pengaruhnya bagi banyaknya makhluk hidup yang hidup di darat.
Cahaya,
terutama cahaya matahari banyak mempengaruhi keadaan makhluk-makhluk hidup.
Suhu atau
temeperatur, merupakan juga faktor lingkungan yang sering besar pengaruhnya
terhadap kebanyakan makhluk-makhluk hidup. Tiap makhluk hidup mampunyai
batas-batas pada suhu dimana mereka dapat tetap hidup.
Sedangkan komponen biotik di
antaranya adalah:
Produsen, kelompok inilah
yang merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan dari zat-zat
anorganik, umumnya merupakan makhluk-makhluk hidup yang dapat melakukan proses
fotosintesis. Termasuk kelompok ini adalah tumbuhan yang memiliki klorofil.
Konsumen,
merupakan kelompok makhluk hidup yang menggunakan atau makan zat-zat organic
atau makanan yang dibuat oleh produsen. Temasuk ke dalam kelompok ini yaitu
hewan-hewan dan manusia.
Pengurai
adalah makhluk hidup atau organisme yang menguraikan sisa-sisa atau makhluk
hidup yang sudah mati. Oleh pekerjaan pengurai ini zat-zat organic yang
terdapat dalam sisa-sisa atau makhluk hidup yang sudah mati itu, terurai
kembali menjadi zat-zat anorganik. Dengan demikian zat-zat anorganik ini dapat
di gunakan kembali oleh produsen untuk membentuk zat-zat organik atau makanan.
Termasuk kelompok ini misalnya, kebanyakan bakteri dan jamur-jamur.
Selain itu
di dalam lingkungan terdapat faktor-faktor berikut ini:
1.
Rantai makanan yakni siklus makanan antara produsen konsumen, dan
pengurai baik di darat, laut, maupun udara.
2.
Habitat di mana setiap jenis makhluk hidup memiliki tempat hidup
tertentu, dengan keadaan-keadaaan tertentu.
3.
Populasi, menurut batasan dalam ekologi populasi adalah jumlah seluruh
individu dari jenis spesies yang sama pada suatu tempat atau daerah tertentu
dalam suatu waktu tertentu. Adapun faktor-faktor yang menentukan besarnya
populasi adalah: kelahiran menambah besarnya populasi, kematian mengurangi
populasi, perpindahan keluar mengurangi populai sedangkan perpindahan ke dalam
menambah populasi.
Komunitas,
semua populasi dari semua jenis makhluk hidup yang saling berinteraksi di suatu
daerah disebut komunitas.
Biosfer,
komunitas bersama-sama dengan faktor-faktor abiotik di tempatnya membentuk ekosistem.
Ekosistem-ekosistem ini terdapat di seluruh permukaan bumi baik di darat, laut,
dan udara. Ekosistem-ekosistem ini berhubungan satu sama lain dengan tidak ada
batas tegas antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya. Seluruh ekosistem
di permukaan bumi inilah yang disebut dengan biosfer.
PENGARUH MANUSIA PADA ALAM
LINGKUNGAN HIDUPNYA.
Jika kita menelusuri kembali sejarah peradaban manusia di
bumi ini, kita akan melihat adanya usaha dari manusia untuk menyempurnakan
serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya, demi kelangsungan hidup jenisnya.
Pada saat manusia hidup mengembara, mereka hidup dari hasil perburuan, mencari
buah-buahan serta umbi-umbian yang terdapat di hutan-hutan. Mereka belum
mengenal perihal bercocok tanam atau bertani, dan hidup mengembara dalam
kelompok-kelompok kecil dan tinggal di gua-gua. Bila binatang buruan mulai
berkurang, mereka berpindah mencari tempat yang masih terdapat cukup
binatang-binatang buruan sebagai bahan makanan.
Akan tetapi
lambat laun dengan bertambahnya jumlah populasi mereka, cara hidup semacam itu
tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian mereka mulai mengenal cara
bercocok tanam yang masih sangat sederhana, yaitu dengan membuka hutan untuk
dibuat lading yang ditanami dengan umbi-umbian atau tanaman lain yang telah
dikenalnya sebagai bahan makanan. Rumah-rumah mereka pada saat itu terbuat dari
kayu yang beratap daun-daunan. Bilamana kesuburan tanah tidak memungkinkan lagi
untuk memperoleh panen yang mencukupi kebutuhan, mereka berpindah mencari tempat
baru yang masih memungkinkan untuk bercocok tanam. Kembali mereka membuka hutan
untuk di jadikan tempat tinggal serta ladangnya. Dan dalam mencari tempat
mereka selalu memperhatikan sumber air, di mana mereka memilih tempat yang
dekat dengan mata air, di tepi sungai, atau danau. Selain bercocok tanam mereka
mulai memelihara binatang-binatang.
Dan
akhirnya mereka hidup menetap dari hasil pengalamannya, mereka mulai dapat
bercocok tanam secara lebih baik, misalnya dengan ditemukannya system bersawah,
dan lain-lain. Di sini manusia mulai mengetahui sifat-sifat alam lingkungan
hidupnya.
Tampaknya
di sini manusia sedikit demi mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan
hidupnya. Bahkan lebih daripada itu, manusia telah mengubah semua komunitas
biologis di tempat mereka hidup. Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak
jelas di kota-kota, dibandingkan dengan di hutan rimba di mana penduduknya
masih sedikit serta primitif.
Perubahan
alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif maupun secara
negatif. Berpengaruh bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari
perubahan tersebut, dan berpengaruh tidak baik karena dapat mengurangi
kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya.
SUMBER ALAM
Sumber alam dapat digolongkan
ke dalam dua bagian, yakni:
a.
Sumber alam yang dapat diperbaruhi (renewable resources) atau
disebut pula sumber-sumber alam biotik. Yang tergolong ke dalam sumber ala mini
adalah semua makhluk hidup, hutan, hewan-hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
b.
Sumber alam yang tidak dapat diperbaruhi (non renewable resources)
atau disebut pula sebagai golongan sumber alam abiotik. Yang tergolong ke dalam
sumber alam abiotik adalah tanah,air, bahan-bahan galian, mineral, dan
bahan-bahan tambang lainnya.
Sumber alam
biotic mempunyai kemampuan memperbanyak diri atau bertambah. Misalnya tumbuhan
dapat berkembang biak dengan biji atau spora, dan hewan-hewan menghasilkan
keturunannya dengan telur atau melahirkan. Oleh karena itu sumberr daya alam
tersebut dikatakan sebagai sumber daya alam yang masih dapat diperbaruhi. Lain halnya dengan sumber daya alam abiotik
yang tidak dapat memperbaruhi dirinya. Bila sumber minyak, batu bara atau
bahan-bahan lainnya telah habis digunakan manusia, maka habislah bahan-bahan
tambang tersebut. Memang benar di dalam bumi kini masih terjadi pembentukan
bahan-bahan tersebut namun pembentukannya sangatlah lambat sehingga apa yang
dibentuk berabad-abad lamanya hanya dapat mengimbangi apa yang kita gunakan
selama satu tahun, bahkan kemungkinan kurang dari itu.
Tentunya
kesemuanya ini tergantung pada cara-cara manusia menggunakan kedua jenis sumber
alam tersebut. Sumber alam biotic dapat terus digunakan atau dimanfaatkan oleh
manusia, bila mnusia menggunakannya secara bijaksana. Bijaksana dalam
penggunaan berarti memperhatikan siklus hidup sumber alam tersebut, dan
diusahakan jangan sampai sumber alam itu musnah. Sebab, sekali suatu jenis
spesies di bumi musnah, jangan berharap bahwa jenis tersebut dapat muncul
kembali. Seyogyanya manusia menggunakan baik sumber daya biotic dan abiotik
secara tepat dan bertanggung jawab.
Penggunaan Sumber-Sumber
Alam
Manusia
memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan keinginan.
Manusia bergulat dan bersaing dengan species lainnya dalam memenuhi keburuhan
hidupnya. Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan
organisme lainnya, terutama pada penggunaan sumber-sumber lainnya.
Berbagai
cara telah dilakukan manusia dalam menggunakan sumber-sumber alam berupa tanah,
air, fauna, flora, bahan-bahan galian, dan sebagainnya.
I.
Pertanian dan Tanah
Tanah
permukaan (top soil) mengandung kadar unsur-unsur bahan makanan yang
begitu tinggi dan siap digunakan oleh tanaman.
Dengan adanya kemajuan dalam bidang pertanian, penggunaan tanah untuk pertanian
dapat digunakan secara efisien untuk meningkatkan hasil pertanian seperti
menyuburkan tanah.
Hasil pertanian tersebut dapat ditingkatkan baik dengan cara memperluas areal
pertanian maupun dengan meningkatkan hasil tanah pertanian yang sudah ada. Di
beberapa negara yang sedang berkembang seperti
Thailand,Burma,Malaysia,Indonesia masih ada kemungkinan perluasan area
pertanian. Tetapi dalam pelaksanaan sangat lambat karena terbatasnya modal.
II. Hutan
Kalau kita
tinjau dari segi peranan hutan, maka hutan dapat di golongkan ke dalam dua
golongan yakni: hutan pelindung, merupakan hutan yang sengaja diadakan untuk
melindungi tanah dari erosi, kehilangan humus, dan air tanah. Golongan kedua
adalah hutan penghasil atau hutan produksi, yaitu hutan yang sengaja di Tanami
jenis-jenis kayu yang dapat dipungut hasilnya, misalnya hutan Pinus,Damar, dan
sebagainya.
III. Air
Air sebagai
salah satu sumber alam yang terdapat dimana-mana,di bumi, sungai, danau,
lautan, dan di bawah tanah.
Udara sebagai uap air yang kesemuanya meliputi 4/5 bagian seluruh permukaan
bumi. Seyogianya manusia menggunakan air dengan baik dan berusaha mencegahnya
dari pencemarn-pencemaran yang mengganggu berjalannya fungsi vital air dalam.
IV. Bahan Tambang
Begitu
banyak mineral dan bahan tambang lainnya yang dapat digali dan ditemui serta
dimanfaatkan secara seimbang dalam kehidupan manusia. Pemakaian baja di dunia
pada tahun 1967 diperkirakan mencapai 144kilogram per kapita.
Di Amerika pada tahun yang sama diperkirakan mencapai 568 kg per kapita.
Pemakaian ini cenderung akan meningkat terus dan demikian juga dengan bahan
tambang lainnya. Maka dari itu kita harus menemukan cara untuk mrnggunakannya
setepat dan sehemat mungkin mengingat bahan tambang adalah sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaruhi.
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN
YANG TIMBUL
A. Masalah Erosi dan Banjir
Erosi merupakan gejala
alamiah dan sering kali pula disebut sebagai erosi geologi. Peristiwa erosi
terjadi secara perlahan-lahan terutama terjadi dengan bantuan media air di sungai
yang mengikis dasar dan tepi sungai. Peristiwa erosi ini juga dipercepat dengan
adanya penggunaan tanah yang tidak tepat oleh manusia. Kita telah menanam
tanaman di tempat yang tidak tepat. Sampai saat ini manusia masih terus
menebang hutan-hutan yang tidak diimbangi dengan penanaman kembali pohon-pohon
yang telah ditebang. Tentunya hal tersebut merugikan bagi lingkungan.
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran Tanah
Sampah-sampah
industri pertanian yang menggunakan pupuk buatan telah menyebabkan pencemaran
tanah. Sampah-sampah tersebut adalah bahan-bahan kimia yang bila terkumpul
dalam jumlah tertentu dapat membahayakan kehidupan melalui tanah di mana
pepohonan tumbuh berkembang. Bagi hewan dan manusia jumlah nitrat yang
berlebihan merupakan racun. Hal tersebut bisa mengakibatkan sianosis pada
anak-anak, yaitu timbulnya kesulitan pernapasan karena terganggunya peranan
hemoglobin dalam pengikatan oksigen.
Pencemaran Air
Bahan-bahan
pencemar dapat tercampur dengan air dalam banyak cara secara langsung dan tidak
langsung. Misalkan melalui pembuangan limbah pabrik, terkena pestisida,
herbisida, dan intektisida yang digunakan manusia dalam pertanian, dan
sebagainya.
Pencemaran Suara
Kebisingan
yang terjadi di kota-kota besar sebagian akibat dari berbagai jenis suara yang
dikeluarkan mesin-mesin atau kendaraan-kendaraan yang jumlahnya semakin
meningkat secara tidak terkontrol. Hal tersebut dalam tingkat tertentu sangat
berbahaya bagi manusia karena bias mengakibatkan ketulian, kebutaan, dan
depresi.
Kehutanan
Hutan
merupakan kekayaan Indonesia yang tidak ternilai harganya. Sepanjang daerah
khatulistiwa, hutan di Indonesia mambentang antara satu pulau ke pulau lainnya.
Itulah, mengapa Indonesia sering disebut Zamrud Khatulistiwa.
Hutan di
Indonesia berfungsi sebagai paru-paru dunia, karena menyerap karbon dioksida.
Fungsi hutan yang lain sebagai pengatur tata air, iklim, pencegah erosi,
penyubur tanah, tempat hidup binatang-binatang, dan sebagai tempat penyimpan
kekayaan alam yang berupa hasil-hasil hutan.
Hasil hutan
di Indonesia berupa berbagai jenis kayu, seperti kayu jati, meranti, krueng,
ramin, kayu besi, dan lain-lain. Produksi hasil hutan di Indonesia merupakan
penyumbang devisa terbasar Negara kedua setelah minyak dan gas bumi. Ekspor
Indonesia dari hasil kehutanan pada awalnya berupa kayu gelondong (log).
KESIMPULAN
Antara keperluan asas manusia untuk hidup adalah tempat berlindung. Jadi
manusia memerlukan tempat yang nyaman untuk hidup dan tidak tercemar. Jadi
manusia perlu untuk menjaga lingkungannya dari pencemaran. Disebabkan
perkembangan teknologi pada hari ini, alam sekitar yang menjadi lingkungan
manusia rata-rata telah tercemar. Pencemaran ini bukan cuma berdampak pada alam
sekitar tetapi juga kepada manusia. Contohnya air sungai tercemar yang
merupakan sumber air minuman manusia. Kesimpulannya, manusia perlu menjaga
lingkungannya agar tidak tercemar dan nyaman untuk didiami.
DAFTAR PUSTAKA
Solihun Aman , Skripsi: “Guru Dalam Perspektif
Pendidikan Islam, (Jawa Tengah, UMP, 2012)
Ramli Utina dan Dewi Wahyuni K. Baderan, Ekologi
dan Lingkungan Hidup, (Gorontalo, UNG, 2009)
Ketut Irianto, Buku Bahan Ajar Pencemaran
Lingkungan, (Bali: UW, 2015)
Elly Malihah, Interaksi Manusia dengan Lingkungan,
( Bandung; UPI, 2010)